"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Selasa, Maret 15, 2011

pola tidur

Asuhan keperawatan klien dengan masalah tidur
Pengkajian
Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat tidur, catatan tidur,
pemeriksaan fisik, dan tinjauan pemeriksaan diagnostik.
Riwayat tidur
Penkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien memasuki faislitas perawatan. Ini memungkinkan perawat menggabungkan kebutuhan klien dan hal-hal yang ia sukai ke dalam rencana perawatan. Riwayat tidur ini meliputi: Pola tidur yang biasa.
Ritual sebelum tidur.
Penggunaan obatbtidur atau obat-obatan lainnya.
• Lingkungan tidur.
Perubahan terkini pada pola tidur.
Selain itu, riwayat ini juga harus mencakup berbagai masalah yang ditemui pada pola tidur, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul, frekuensinya, pengaruh terahdap keseharian klien,dan bagaimana klien berkoping dengan masalah tersebut.
Catatan tidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat khusus untuk klien yang memiliki masalah tidur
sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola tidur klien. Catatan
tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari informasi berikut:
Jumlah jam tidur total per hari.
Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan waktu).
Ritual sebelum tidur (mis; minum air, obat tidur).
Waktu (a) pergi tidur, (b) mencoba tidur, (c) tertidur, (d) terjaga di malam hari
dan durasinya, serta (e) bangun tidur di pagi hari.
Adanya masalah yang klien yakini dapat memengaruhi tidurnya.
Factor yang klien yakini member pengaruh positif atau negatif pada tidurnya.
Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan atau
grafik yang berguna untuk mengidentifikasi masalah tidur yang klien alami.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energy klien. Penampilan yang menandakan klien mengalami masalah tidur antara lain adanya lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak, dll. Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi iritabilitas, gelisah, tidak perhatian, bicara lambat, menguap, dll. Di samping itu, klien yang mengalami masalah tidur juga dapat terlihat lemah, letargi, atau lelah akibat kekurangan energy.
Pemeriksaan diagnostic
Tidur dapat diukur secaran objektif dengan menggunakan alat yang disebut polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari.
Penetapan diagnosis
Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk klien dengan masalah tidur adalah gangguan pola tidur.eitologi untuk label diagnosis ini dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-masing individu.hal ini meliputi ketidaknyamanan fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur yang sering, serta perubahan lingkungan tidur atau ritual sebelum tidur.
Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi untuk
diagnosis yang lain, seperti Risiko Cedera, kelelahan, Ketidakefektifan Koping,
Asietas, Intoleransi Aktivitas,dll.
Perencanaan dan inplementasi
Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan tidur adalah untuk mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang memberikan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Sedangkan tujuan lainnya dapat terkait dengan upaya miningkatkan perasaan sejahtera klien atau meningkatkan kualitas tidurnya.
1. Gangguan pola tidur.
Yang berhubungan dengan:
Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat (gangguan transport oksigen,
gangguan eliminasi, gangguan metabolisme).
Tidur berlebihan di siang hari, sekunder akibat medikasi (mis; sedatif, hipnotik,
antidepresan, amfetamin, barbiturate, dll).
• Depresi.
• Nyeri.
Aktivitas siang hari yang tidak adekuat.
• Perubahan lingkungan.
Perubahan ritme sirkadian
• Takut.
2. Kriteri hasil
Individu akan melaporkan keseimbangan yang optimal antara istirahat dan
aktivitas.
3. Indikator
Menjelaskan faktor yang mencegah atau menghambat tidur.
Mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur
4. Intervensi umum
Identifikasi faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperature, aktivitas yang tidak adekuat).
Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungandan gangguan tidur.
Bising
Tutup pintu kamar.
Cabut kabel telepon.
Nyalakan “bunyi-bunyi yang lembut” (mis; kipas angin, music yang
tenang, suara hujan, angin).
Pasang lampu tidur.
Turunkan volume alarm dan TV.
Gangguan
Hindari prosedur yang tidak perlu selama periode tidur.
Batasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal (mis; setelah
makan).
Apabila berkemih malam hari dapat mengganggu tidur, minta klien
untuk membatasi asupan cairan pada malam hari dan berkemih sebelum
tidur.
Tingkatkan aktivitas di siang hari, sesuai indikasi.
Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari bersama klien (jalan kaki,
terapi fisik).
Jangan tidur siang lebih dari 90 menit
Anjurkan klien untuk pagi hari
Anjurkan orang lain untuk berkomunikasi dengan klien rangsang ia untuk
tetap terjaga.
Bantu upaya tidur
Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga atau orang tua-
jam, praktik hygiene, ritual (membaca, bermain)-dan patuhi semaksimal
mungkin
Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis; hygiene
personal, linen dan baju tidur yang bersih).
Gunakan alat bantu tidur (mis; air hangat untuk mandi, bahan bacaan,
pijatan di punggung,susu, music yang lembut, dll).
Pastikan klien tidur tnpa gangguan selama sedikitnya 4 atau 5 periode,
masing-masing 90 menit, setiap 24 jam.
Catat lamanya tidur tanpa gangguan untuk setiap sif
Ajarkan rutinitas tidur di rumah (Miller, 1999):
Pertahankan jadwal harian yang konsisten untuk bangun, tidur, dan
istirahat (hari biasa, akhir pekan).
Bangunlah di waktu yang biasa, bahkan jika tidur anda tidak nyenyak,
hindari berada di tempat tidur setelah terjaga.
Gunakan tempat tidur hanya untuk aktivitas yang terkait dengan tidur.
Apabila anda terjaga dan tidak dapat tidur kembali, beranjaklah dari
tempat tidur dan membacalah di ruangan lain selama 30 menit.
Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein (coklat, the,
kopi) saat siang dan petang hari.
Hindari minuman yang beralkohol.
Upayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis; susu,
kacang) menjelang tidur.
Jelaskan pentingnya olah raga secara teratur (jalan kaki,lari, senam aerobic dan latihan) fisik selama sedikitnya satu setengah jam tiga kali seminggu (jika tidak dikoordinasikan) untuk menurunkan stress dan memudahkan tidur.
Jelaskan bahwa obat-obat hipnotik tidak boleh digunakan untuk waktu yang lama karena berisiko menyebabkan toleransi dan mengganggu fungsi pada siang hari.
Jelaskan pada klien dan orang terdekat klien mengenai penyebab gangguan tidur/istirahat berikut cara-cara yang mungkin dilakukan untuk menghindari atau meminimalkan penyebab tersebut.
5. Rasional
Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi. Lingkungan rumah sakit yang asing
dapat menghambat relaksasi.

Tidak ada komentar: