- Keberadaan Kerajaan Kediri tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Mataram. Karena, setelah dinasti terakhir Kerajaan Mataram, muncul dinasti baru dengan nama Isyana di Medang Mataram.
- Dinasti ini berkuasa antara 947 M sampai 1016. Sayangnya, kerajaan ini diserang oleh Sriwijaya dan Wurawari hingga mengalami kehancuran.
- Satu-satunya keluarga yang selamat adalah Airlangga.
- Pada akhir pemerintahannya, ia diperintahkan oleh Mpu Bharada untuk membagi kerajaan menjadi dua, yaitu Jenggala dan Panjalu.
- Salah satu alasan pembagian adalah untuk menghindari peperangan dan konflik.
- Wilayah kekuasaan kedua kerajaan tersebut dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Daerah Jenggala meliputi kawasan Malang dan delta Sungai Brantas, dengan ibu kota Kahuripan.
- Pelabuhannya yang terkenal adalah Surabaya, Rembang, dan Pasuruan. Sedangkan
- Panjalu meliputi kawasan Kediri dan Madiun dengan ibu kota Daha. Meskipun sudah dibagi menjadi dua, ternyata konflik dan peperangan memperebutkan keutuhan wilayah justru tidak bisa dihindari.
Kehidupan Politik
- Semenjak Airlangga membagi kerajaan menjadi dua, konflik antara Jenggala dan Panjalu senantiasa terjadi.
- Prasasti Banjaran (1052 M) menyebutkan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
- Demikian juga dengan kakawin Bharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, memberitakan bahwa Panjalu memenangkan peperangan dan menguasai takhta Kediri.
- Masing-masing raja Kediri memiliki lencana sendiri-sendiri. Misalnya Raja Kameswara (1115–1130 M) mempunyai lencana Candrakapale yaitu tengkorak bertaring.
- Selanjutnya, Raja Jayabaya (1130–1160) menggunakan lencana Narasingha yaitu manusia setengah singa.
- Periode Jayabaya merupakan puncak kejayaan Kediri.
- Pada masa pemerintahan Raja Gandra, nama-nama orang menggunakan nama binatang. Misalnya, Kebo Salawah, Manjangan Puguh, Macan Putih, Gajah Kuning, dan lain-lain.
- Raja selanjutnya yang memerintah adalah Kertajaya dengan menggunakan lencana Garudamuka.
- Sikap kurang bijaksana dari raja ini menyebabkan ia tidak disukai oleh rakyat dan kaum brahmana, hingga Kediri memasuki masa kehancuran.
Kehidupan Sosial Budaya
- Pada masa Kerajaan Kediri, berkembang beragam bentuk kesenian. Salah satu yang paling menonjol adalah kesusastraan.
- Secara lebih lengkap akan dibahas pada pembelajaran berikutnya. Hanya saja, dari beberapa kakawin dan prasasti bisa ditemukan informasi bahwa masyarakat di Kerajaan Kediri hidup dalam kesejahteraan.
- Ketenteraman kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kediri bahkan tertulis di dalam berbagai kitab yang berasal dari Cina.
- Misalnya kitab Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-Ku-Fei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M.
Kehidupan Ekonomi
- Ditilik dari letaknya yang berada di tepi Sungai Brantas dengan sejumlah pelabuhan besar, kita bisa mengetahui bahwa kehidupan perekonomian Kerajaan Kediri didominasi oleh aktivitas perdagangan.
- Meskipun begitu, masyarakat Kediri juga mengenal peternakan dan pertanian. Hasil Kerajaan Kediri antara lain beras, kapas, dan ulat sutra.
- Dari hasil itulah, penghasilan para pegawainya dibayar dengan menggunakan hasil bumi.
Sumber :
Imtam Rus Ernawati dan Nursiwi Ismawati, 2009, Sejarah Kelas XI Program Bahasa, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 10 – 11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar