"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Kamis, April 07, 2011

Metode Tiga S

meliputi:
Pertama,  berarti Serius. 

Seorang pendidik atau guru harus mampu menciptakan gaya atau suasana dalam ruangan kelas belajarnya yang dapat menimbulkan perhatian anak didiknya untuk serius memperhatikan dan menerima pelajaran yang disampaikannya secara baik. 

Keseriusan disini bukanlah membuat anak didiknya tegang dan bertambah ribut, seperti takut melihat wajah gurunya. Tetapi keseriusan di sini membuat anak didiknya energik dan bersemangat. Karena itu, semampunya guru harus menciptakan suasana belajar yang nyaman, segar, mengenakkan, dan fresh untuk anak didiknya dalam proses belajar mengajar dengan tidak mengabaikan keseriusan itu. 

Suasana belajar seperti itu bisa diciptakan oleh guru dengan sikapnya seperti perhatian terhadap setiap anak didiknya, murah senyum yang menunjukkan keramahannya, tidak mudah marah, menghormati anak didiknya, menghargai setiap anak didiknya, sabar, dan bersuara lemah lembut dan berirama yang teratur dalam menyampaikan materi pelajaran yang merupakan modal utama yang mahal untuk kesuksesan dalam pentransferan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. 

Selain itu guru harus mampu menghindarkan dirinya dari hal-hal berikut ini yang menyebabkan keharmonisan situasi kelas menjadi terganggu. Hal-hal tersebut yaitu, guru mudah marah atau lekas marah, suka membentak-bentak, suka menghina atau mencerca anak didiknya, mengatakannya bodoh selalu, merendahkan martabat diri anak didiknya, mengkritik anak didiknya terlalu berlebihan melebihi batas standar norma yang berlaku dalam pembelajaran dan guru suka sekali membeberkan kesalahan-kesalahan anak didiknya melampaui batas.

Ha-hal yang baik-baik harus betul-betul disadari oleh guru dan guru tersebut dapat menerapkannya serta terus berusaha menghindari hal-hal jelek tersebut dalam pembelajaran demi menciptakan situasi kelas yang akan disenangi anak didiknya. 
Hal-hal yang tersebut di atas merupakan cerminan dari kepribadian guru yang matang dalam pembelajaran dan tidak ruginya kalau guru memilikinya.
 
Kedua,  berarti Santai. 

Santai di sini bukanlah berarti guru memberikan kebebasan pada anak didiknya untuk melakukan kegiatan dalam proses belajar mengajar sesantai-santainya sehingga melupakan tujuan yang telah dirumuskan atau melanggar batas norma yang telah ditetapkan. 

Bukan berarti guru memberikan kebebasan pada anak didiknya untuk melanggar hak asasi manusia. Bukan itu. Santai di sini maksudnya adalah guru mampu membuat anak didiknya menjadi santai dan rileks, tidak takut dan tegang dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru tersebut. 

Hal itu bisa ditunjukkan oleh seorang guru kepada anak didiknya dengan menunjukkan gaya yang tidak mengekang, tetapi dengan gaya guru yang santai dan bersahaja, bersahabat, interaktif, simpatik, dan komunikatif. Bisa juga santai di sini berarti guru harus mampu menyelingi kegiatan belajar mengajarnya dengan seloroh atau humor (sense of humor). 

Humor ini bisa diciptakan seorang guru lewat permainan kata-kata atau kata plesetan, dan dari gerak tubuh guru yang menciptakan kelucuan. Menciptakan humor tidak semua guru mampu melakukannnya. Tetapi kalau guru mau mencoba, bisa saja humor tersebut dimilikinya.

Bisa dia belajar melalui buku-buku humor atau belajar sendiri menciptakan humor dan bisa melalui teman sejawat. Menciptakan humor bagi seorang guru dalam menyelingi pelajaran yang disampaikan sangatlah perlu. Karena humor dapat dimanfaatkan sebagai penetralisasi ketegangan urat syaraf berpikir anak didiknya menjadi segar dan normal seperti sediakala. 

Jika urat syaraf berpikir anak didiknya normal, segar, dan fresh maka akan terciptalah keinginan anak didiknya yang bersemangat dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru tersebut.
 
Ketiga,  berarti Selesai. 

Rentetan ini adalah rentetan terakhir dari Metode Tiga S yang sederhana ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam pentransferan ilmu pengetahuan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar akan menuju pada suatu stasiun pencapaian terakhirnya, yaitu selesai. 

Selesai di sini merupakan hasil yang harus diperoleh dari proses belajar mengajar yang dilakukannya. Tentu hasil belajar mengajar ini diperolehnya sesuai dengan apa yang diinginkan atau diharapkan oleh tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.

Akhirnya, Metode Tiga S ini memiliki proses penerapannya secara berkesinambungan antara bagian yang satu dengan bagiannya yang lain. Mereka itu saling berkaitan dengan tidak bisa dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya. 

Maka dari itu sekiranya ada guru yang ingin menerapkan Metode Tiga S dalam lingkungan belajar mengajar demi menciptakan situasi kelas yang nyaman untuk anak didiknya maka guru itu harus mampu menerapkan Metode Tiga S secara berurutan dari awal sampai akhirnya dan jangan sampai menghilangkan salah satu bagian komponen Metode Tiga S itu. 

Di samping itu, dengan adanya Metode Tiga S yang sederhana ini mudah-mudahan dapat membuka cakrawala berpikir guru agar lebih giat dan aktif untuk mencari dan menemukan metode dan teknik menguasai situasi kelas yang lebih baik dari Metode Tiga S ini demi sebuah tujuan, yaitu memajukan pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Jadi seorang guru akan senantiasa senang berada dikelas apabila ia kehadirannya ditunggu-tunggu oleh peserta didik, dan peserta didik hanya menunggu guru yang mengusai materi, menguasai teknologi dan yang bisa menguasai kelas. Kalau sudah seperti ini kelas bukan lagi bagian dari neraka baik bagi peserta didik maupun bagi guru.
Mari kita terus belajar untuk tercipta generasi yang cemerlang, generasi cerdas, generasi melek tenologi dan tentunya generasi yang berakhlakul karimah, bernahagilah kita menjadi guru Indonesia.

sumber : islam651.wordpress.com

Tidak ada komentar: