"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Kamis, November 18, 2010

Snouck

  • CHRISTIAAN Snouck Hurgronje (1857-1936) memang figur kontroversial dalam pentas sejarah Indonesia kontemporer. 
  • Polemik seputar pro dan kontra atas keberadaan Hurgronje sebagai tokoh orientalis bagaikan danau dari mata air yang tak pernah kering untuk terus direnangi oleh siapa pun. 
  • Lantas, dalam konteks Indonesia masa kini, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana seharusnya memahami fenomena Snouck Hurgronje tersebut dan di manakah pemikiran-pemikirannya itu seyogianya ditempatkan?
  • Apalagi kalau pisau analisis yang ditorehkan itu dibaluti emosi, lengkap dengan kebencian sebagai anak jajahan yang merasakan getirnya masa lalu bangsa ini karena telah dikuliti hingga ke tulang sumsum. 
  • Dan, yang pokok adalah bagaimana upaya kita untuk menempatkan temuan-temuan tentang Hurgronje itu dalam relasi kehidupan masa kini, terutama dalam konteks pembangunan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 
  • Hanya dengan berupaya memahami fenomena Snouck Hurgronje dalam relasi semacam itu, sebagaimana dikemukakan Dr Amirul Hadi MA dari IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, baru kita mampu memberikan pemahaman yang kontekstual terhadap pemikiran dan perilakunya. 
  • Dalam tulisannya di harian Kompas edisi 2 Februari 1983, menyusul polemik mengenai Snouck Hurgronje yang disulut pernyataan Dr PS van Koningsveld, Remmelingk menyatakan, "Oleh karena Snouck Hurgronje adalah tokoh yang pernah berdiri di tengah badai yang masih mengamuk ini, kita harus berkepala dingin jika kita membicarakan peranannya.
  • " Bahwa, menguasai sepenuhnya semua sumber tertulisnya harus juga disertai pengetahuan yang lengkap mengenai realitas yang hidup. 
  • Menurut tesis Hurgronje, seperti halnya dalam kehidupan individu, dalam kehidupan masyarakat pun unsur-unsur agama dan yang bukan agama terkait dan tak terpisahkan. 
  • Oleh karena itu, mereka yang yang memang betul-betul ingin menyelami faktor Islam dalam kehidupan suatu bangsa harus mengetahui pula aspek keseharian masyarakatnya. 
  • Permainan anak-anak, kesenangan orang-orang dewasa, sastra profan, berikut tata pengaturan desa, dalam banyak segi sama penting dengan kitab-kitab yang digunakan dalam pengajaran agama, tarekat-tarekat mistik yang dipropagandakan di daerah bersangkutan, atau posisi para ahli syariat. masyarakat luas. 
  • Amirul Hadi mencatat, dampak ikutan dari kebijakan itu telah menimbulkan berbagai ketegangan.
  • Revolusi sosial berdarah di Aceh pada akhir tahun 1945 dan awal tahun 1946, yang dikenal dengan Perang Cumbok, salah satu penyebabnya juga karena dipicu oleh sistem yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial dengan pola divide and rule-nya: mempertentangkan posisi uleebalang dengan kaum ulama. 
  • Rekomendasi Hurgronje itu memang berhasil mengukuhkan kekuasaan pemerintahan kolonial di tanah Aceh, tetapi gagasan dan obsesinya untuk menciptakan apa yang dia sebut "asosiasi budaya" antara pribumi dan Belanda gagal total.
sumber :id.shvoong.com

Tidak ada komentar: