"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Jumat, Maret 19, 2010

Indonesia dan Korea Selatan


  • Orang Indonesia, dalam beberapa hal, ternyata lebih kuat, lebih bermental baja, dan lebih tidak mudah menyerah, paling tidak dibandingkan dengan orang Korea Selatan. 
  • Tidak percaya ? bahwa seorang gubernur sebuah provinsi di Korea Selatan bunuh diri dengan cara melompat ke sungai Han di Seoul. Diduga, gubernur itu stres karena sedang dalam penyelidikan kasus korupsi. 
  • Kasus bunuh diri mereka yang diduga terlibat isu korupsi dan praktik suap itu bukan yang pertama di Korea Selatan. 
  • Bulan sebelumnya, mantan presiden Daewoo Construction Co juga meloncat ke sungai Han tidak lama setelah presiden Roh Moo-hyun menuduhnya memberikan suap dalam pernyatan di televisi. 
  • Kemudian, pada Agustus 2003, eksekutif puncak Hyundai Group juga bunuh diri dengan meloncat dari apartemen. Ia bunuh diri karena sedang menghadapi penyelidikan soal dugaan praktik suap ke Korea Utara yang melibatkan mantan presiden Kim Dae-jung.
  • Sekarang, kita bandingkan dengan Indonesia. Dari sekian banyak gubernur atau mantan gubernur, atau anggota DPRD  yang diisukan terlibat korupsi, bahkan menjadi tersangka kasus korupsi, berapa orang yang mencoba melakukan bunuh diri ?  
  • Dari sekian banyak pengusaha dan konglomerat yang diperiksa oleh Kejaksaan karena dugaan korupsi, tidak ada satupun yang melompat ke sungai atau terjun dari gedung bertingkat.
  • Marimutu Manimaren, pengusaha keturunan India memang bunuh diri pada bulan Agustus 2003 lalu dengan cara meloncat dari sebuah apartemen di bilangan Sudirman. 
  • Tapi, saat bunuh diri Manimaren tidak sedang disidik karena kasus korupsi. Konon, Manimaren bunuh diri karena terbelit utang.
  • Para pejabat Korea Selatan seharusnya belajar dari Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Golkar. Jangankan sekedar menjadi tersangka, Akbar bahkan sudah divonis bersalah oleh pengadilan tingkat pertama dan banding karena kasus korupsi Bulog. 
  • Apakah Akbar menyerah dan melompat ke Sungai Ciliwung ?
  •  Akbar menunjukkan sikap tidak mudah putus asa dan tetap bersikeras menjabat sebagai Ketua DPR, bahkan melenggang mengikuti konvensi calon presiden dari Partai Golkar. 
  • Padahal, beban Akbar sangatlah berat. Lihat saja bagaimana tegangnya Akbar sekeluarga disorot oleh TV seharian saat menunggu vonis MA. 
  • Tapi, sikap pantang menyerah itu terbukti berhasil. Akbar dinyatakan tidak bersalah oleh MA dan hampir menjadi calon presiden,  jika saja tidak dikalahkan oleh Wiranto. Apa jadinya kalau Akbar terlanjut terjun ke Sungai Ciliwung ? 
  • Para konglomerat dan pengusaha Korea Selatan seharusnya juga belajar dari Sjamsul Nursalim, Ginandjar Kartasasmita, Siti Hardiyanti Rukmana dan sederet  pengusaha kakap lain yang pernah bolak-balik ke Kejaksaan Agung gara-gara diduga korupsi. 
  • Kalau saat itu mereka mudah menyerah seperti para pengusaha Korea Selatan diatas, apakah mungkin Sjamsul saat ini  ‘beristirahat’ di Singapura, Ginandjar menjadi calon anggota DPD Jawa Barat dan Tutut menjadi calon presiden dari PKPB. 
  • Tapi, mereka berusaha keras dan tidak begitu saja memutuskan untuk bunuh diri. Padahal, saat akan ditahan oleh kejaksaan, Ginandjar mengaku sedang sakit sehingga harus dilarikan ke RS Pertamina, tapi toh ia tidak menyerah.
  •  Para pejabat dan pengusaha Korea Selatan jelas masih perlu belajar banyak dengan koleganya di Indonesia. Ketimbang frustasi lalu bunuh diri, ada baiknya mereka meniru usaha koleganya di Indonesia
  • Misalnya, dengan mengembalikan uang hasil korupsi, jatuh sakit hingga harus dirawat di Rumah Sakit, atau tiba-tiba menghilang pergi ke negara lain. 
  • siapa bilang bangsa Indonesia lemah dan mudah menyerah. Para pejabat dan pengusaha yang diduga tersangkut kasus korupsi telah membuktikan bahwa mereka kuat, bermental baja dan tidak mudah putus asa. Soal tanggungjawab moral dan etika ?

Tidak ada komentar: