"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Senin, Februari 14, 2011

11) KEBANGKITAN ISLAM QURUN KEDUA

Dari catatan sejarah dapat kita baca dalam berbagai buku, bahwa setelah Muhammad Rasulullah meninggal dunia, khalifah yang berkuasa diantaranya Khalifah Umar, Khalifah Usman dan Ali terbunuh dengan sangat-sangat mengenaskan, ditusuk, dibacok dan sebagainya.
Rupanya para kaum munafiq itu ingin menghancurkan "Kehidupan Kaljasadilwahid" menjadi kembali seperti hidup mereka sebelum Islam datang, individu atau kelompok. Persaudaraan sesama manusia bagaikan satu tubuh, dimana kalau ada yang sakit, yang lain wajib merasakan sakitnya dan berusaha mengatasi rasa sakit itu bersama-sama dianggap tidak sesuai dengan selera kaum bangsawan pada saat itu.
Teladan Rasulullah bahwa jika menjadi Penguasa atau katakanlah pegawai negeri seperti sekarang ini adalah ladang untuk mengabdikan diri menurut Ajaran Allah dan bukan untuk mencari kekayaan, rupanya tidak lagi memenuhi selera masyarakat Arab pada saat itu. Khalifatullah masih tetap sama namanya, tapi praktek mereka sudah seperti Raja-Raja dari kerajaan Rum. Kekayaan negara melimpah ruah tapi hidup ummat mejadi sengsara.
Inilah potret kehancuran Islam yag sebenarnya, dimana penganutnya merasa masih dalam kehidupan Islam, tapi praktek mereka sudah sama dengan golongan lain yang non Muslim.
Abad demi abad berlalu, muncul mashab-mashab yang mengkleim diri paling benar, maka terjadilah golongan-golongan dalam Islam yang saling bermusuhan atau saling mengkafirkan dengan dalil-dalil mereka sendiri terhadap orang Islam lain yang bersebrangan.
Sabda Nabi : Ummatku akan terbelah menjadi 73 golongan, hanya ada satu golongan nanti yang akan tampil dan yang paling benar. Dengan serta merta semua golongan Islam menyatakan merekalah golongan yang satu itu dan merekalah yang paling benar.
Situasi dunia saat ini sudah sama posisinya seperti situasi abad ke 7, hanya keadaan sekarang lebih parah, semua penyakit sosial di zaman Nabi-nabi terdahulu telah berlaku sekarang ini.
Kebangkitan Islam qurun kedua tidak akan terjadi jika tidak ada manusia yang mau mengorbankan hidupnya dengan mengikuti langkah demi langkah Rasulullah secara prinsip, baik mengenai cara studinya, maupun pengabdian Beliau menurut Perintah Allah.
Untuk itu kita perlu melakukan napak tilas, mengikuti jejak cara studi Rasulullah yang diajarkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril.

sumber : wawasan-wawasanku.blogspot.com/2008/05/11-kebangkitan-islam-qurun-kedua.html

renungan -renungan
1 . pertanyaan yang paling mendasar yaitu : Apakah lafadz /ayat “Bismillahirrahmaanirrahim” itu kalimat lengkap atau bukan kalimat lengkap, menurut Tata Bahasanya. sebelum menginjak kepada bagaimana mentafsirkan ayat Al-qur’an MSR
Ustadz pasti mengerti arti kalimat lengkap itu ialah yang memenuhi Subjek -Predikat dan Objek, atau istilah Pesantrennya Fi’il-Fa’il dan Maful , bisa juga Mubtada dan Khobar. Tolong jelaskan .

2. ”minalladzina haduu yuharrifunal kalimah an mawadiihi”maaf jika tulisannya salah tlng di koreksi.maksud ayat tersebut adlh”yahudi telah memutar balik ajaran allah dari yang sebenarnya.disini saya bertanya.tulisannya atau makna yang terkandung di dalamnya,ternyata yahudi tidak berani merubah tulisan al-quran,maka dia putar baliklah makna yang terkandung di dalamnya,mungkin anda semua sudah tau bahwa selama 4000th al-quran selalu turun di pangkuan mereka(taurat,zabur,injil dan al-quran),yahudi sudah memutar balik taurat dan zabur menjadi old testament(menjadi katholik) dan telah memutar injil menjadi new testament(menjadi kristenisme(protestan))melalui satu universitas yang dia dirikan yang bernama TALMUDISME dan yahudi juga memutar balik al-quran menjadi islamisme.melalui TALMUDISME NYA.untuk referensi silahkan kalian baca buku-buku tentang sejarah arab dan yang paling penting adalah karya max i dimont.dia adalah seorang yahudi yang memboikot dan membongkar semua kejahatan yahudi.tapi sayang buku tersebut tdk boleh beredar lagi di karenakan ada satu alasan yang menyebutkan bahwa nabi ibrahim adalah anak yahudi.tapi sesungguhnya selain itu isi buku itu akan membuka mata anda tentang bagaimana sepak terjang yahudi,dan khusus untuk pemutarbalikan al-quran silahkan baca buku-buku yang membahas tentang perjanjian antara ali bin abi thalib dengan muawiyah.dimana muawiyah telah mengkhianati ali bin abi thalib sehingga diangkat sebagai khalifah pengganti ali.banyak buku-buku sejarah yang menceritakan tentang jaman ke emasan islam pada pemerintahan muawiyah.tapi sangat sedikit yang menceritakan bagaimana muawiyah telah memutarbalik al-quran atas permintaan istrinya.karna istrinya adalah seorang yahudi yang sengaja diberikan yahudi kepada muawiyah.dan untuk masalah terjemaham al-quran.buat anda yang sudah mengenyam pendidikan pesantren pasti mengenal kitab AL-MUNJID.itu adlh kitab yang diakui oleh dunia sbg referensi untuk menterjemahkan al-quran.jika anda punya kitabnya silahkan buka halaman depan.disana di tulis pengarangnya adalah Luis Ma’luf dia adlh orang yahudi,dan di terbitkan atas persetujuan gereja patikan(Roma).dan untuk bahasa al-quran bukanlah bahasa arab,karena memang ternyata al-quran adalah bahasanya suku qurasy.yaitu salah satu suku yang berada di arab.dan pada waktu sebelum tahun +-500m bangsa arab mempunyai bahasa tersendiri.contoh bahasa arab: ilen anta. contoh bahasa al-quran:ila ayna anta.tulisan sama tapi pengucapannya berbeda.nah baru setelah tahun +- 500m bahasa quraisy di nobatkan sebagai bahasa nasional arab.anda bisa baca ini dari buku-buku sejarah arab.maaf saya lupa nama pengarangnya.nah disin coba anda pikirkan bagaimana jadinya jika bahasa al-quran di terjemahkan dengan bahasa arab dan nahwu sharaf nya juga memakai bahasa arab.saya ingin menambahkan apa itu yang di maksud dengan kebenaran.kebanyakan kita menganggap kebenaran adalah jika satu teori tsb di dukung oleh banyak pendukung.atau penyampainya mungkin adalah orang yang sangat anda idolakan.saya yakin jika anda memegang prinsip ini dalam mencari kebenaran.sampai kiamatpun kawan-kawan tidak akan menemukan kebenaran.bersikaplah netral,jangan memihak manapun,dengarkan,pelajari,dan cari semua bukti-bukti apa yang dikatakan.ada satu ungkapan bijak.emas di dalam mulut anjing tetap saja emas tapi anjing di dalam tumpukan emas tetap saja anjing.maksudnya adlh dlm mencari kebenaran jangan melihat siapa yang mengatakan tapi lihat apa yang dikatakan.mintalah petunjuk pada allah,yang mana al-quranmu yang benar ya allah.apakah yang saya anut sekarang ataukah diantara ke 73 golongan tersebut..jika memang yang saya anut sekarang salah tunjukan padaku dimana kesalahannya.dan jika benar mengapa sudah hampir 1500 th tidak juga terbentuk kehidupan saling kasih sayang.dan berikan kepadaku mana yang benar berikanlah recomendasimu pada saya.saya yakin jika anda bersikap netral dan terus ber do’a dan berusaha.Allah pasti akan memberikan hidayahnya kepada hamba-hambanya yang ingin mencari kebenaran dengan ikhlas dan tulus.

3. Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- dalam muqadimah kitab tafsirnya menyatakan tentang kaidah menafsirkan Al-Qur’an. Beliau -rahimahullah- menyampaikan bahwa cara menafsirkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an. Metodologi ini merupakan yang paling shalih (valid) dalam menafsirkan Al-Qur’an.
2. Menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah. Kata beliau -rahmahullah-, bahwa As-Sunnah merupakan pensyarah dan yang menjelaskan tentang menjelaskan tentang Al-Qur’an. Untuk hal ini beliau -rahimahullah- mengutip pernyataan Al-Imam Asy-Syafi’i -rahimahullah- : “Setiap yang dihukumi Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, maka pemahamannya berasal dari Al-Qur’an. Allah -Subhanahu wata’ala- berfirman:
إِنَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللّهُ وَلاَ تَكُن لِّلْخَآئِنِينَ خَصِيماً
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan Kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) membela orang-orang yang khianat.” (An-Nisaa’:105)
3. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pernyataan para shahabat. Menurut Ibnu Katsir -rahimahullah- : “Apabila tidak diperoleh tafsir dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, kami merujuk kepada pernyataan para shahabat, karena mereka adalah orang-orang yang lebih mengetahui sekaligus sebagai saksi dari berbagai fenomena dan situasi yang terjadi, yang secara khusus mereka menyaksikannya. Merekapun adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang sempurna, strata keilmuan yang shahih (valid), perbuatan atau amal yang shaleh tidak membedakan diantara mereka, apakah mereka termasuk kalangan ulama dan tokoh, seperti khalifah Ar-Rasyidin yang empat atau para Imam yang memberi petunjuk, seperti Abdullah bin Mas’ud -radliyallahu anhu-.
4. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pemahaman yang dimiliki oleh para Tabi’in (murid-murid para shahabat). Apabila tidak diperoleh tafsir dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah atau pernyataan shahabat, maka banyak dari kalangan imam merujuk pernyataan-pernyataan para tabi’in, seperti Mujahid, Said bin Jubeir. Sufyan At-Tsauri berkata : “Jika tafsir itu datang dari Mujahid, maka jadikanlah sebagai pegangan”.
Ibnu Katsir -rahimahullah- pun mengemukakan pula, bahwa menafsirkan Al-Qur’an tanpa didasari sebagaimana yang berasal dari Rasulullah -shallallahu’alaihi wasallam- atau para Salafush Shaleh (para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) adalah haram. Telah disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas -radliyallahu ‘anhuma- dari Nabi -shallallahu’alaihi wasallam-:
من قال في القرأن برأيه او بما لايعلم فليتبوأ مقعده من النار
Barangsiapa yang berbicara (menafsirkan) tentang Al-Qur’an dengan pemikirannya tentang apa yang dia tidak memiliki pengetahuan, maka bersiaplah menyediakan tempat duduknya di Neraka.” (Dikeluarkan oleh At Tirmidzi, An Nasa’i dan Abu Daud, At Tirmidzi mengatakan : hadist hasan)
Sampai di sini penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah.

 baca juga 
  ____scribd.com/doc/18075188/Menuju-Madinatul-Munawwarah-Isa-Bugis

Tidak ada komentar: