"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Minggu, Januari 30, 2011

Habibie Jadi 'Presiden' Lagi Saat Rapat dengan Komisi I DPR

Febrina Ayu Scottiati - detikNews

Jakarta - BJ Habibie adalah seorang mantan presiden. Namun bagi beberapa anggota Komisi I DPR, Habibie masih seorang presiden. Tidak heran, dalam rapat dengan Komisi I DPR, Habibie kembali jadi 'presiden'.

Sebutan presiden bagi Habibie dicetuskan pertama kali oleh anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Fayakun Adriadi. Dia menyampaikannya saat akan mengajukan pertanyaan untuk Habibie dalam rapat tentang alat utama sistem pertahanan (alutsista) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2011).

"Mohon izin Pak Ketua untuk memanggil Bapak Habibie dengan sebutan Bapak Presiden. Saya risih dengan sebutan mantan presiden. Pak Habibie memang pernah menjadi presiden ketiga dan bagi saya beliau tetap menjadi presiden. Mohon izin, Pak Ketua," ujar Fayakun.

Ketua rapat Mahfudz Siddik dari FPKS hanya mengangguk mendengar permintaan Fayakun. Dia tidak mengatakan apa pun, sehingga Fayakun pun melanjutkan berbicara.

"Apa yang ditemukan di PT PAL itu seperti zombie. Punya 7 kontrak pembuatan kapal dan kalau dibuat itu akan rugi, tapi kalau dibuat itu prestasi," tutur Fayakun.

Dia melanjutkan, uang muka pembuatan kapal diambil untuk membayar gaji karyawan. Menurutnya, Indonesia itu negara besar namun miskin teknologi, termasuk dalam konsep bahan bakar terbarukan.

"Indonesia punya cadangan fosil dan lahan yang luas. Ada minyak jarak dan kelapa sawit. Tekniknya mudah, tinggal yang nonteknis. Mohon konsep dari Bapak Presiden seperti apa. Dan bagaimana tanggapan Pak Presiden tentang alutsista. Perlu dicatat, kita mendapat tambahan Rp 11 triliun dan sebaiknya untuk membiayai tenaga ahli alutsista dan bukan untuk mengimpor," kata Fayakun.

Habibie yang mendengar dirinya disebut presiden tampak cuek. Dia asyik menulis pernyataan dan pertanyaan dari Fayakun.

Setelah Fayakun, giliran anggota Komisi I lainnya yang berbicara yakni Azwar Abubakar dari FPAN. Seperti halnya Fayakun, Azwar pun menyebut Habibie dengan sebutan presiden.

"Yang Mulia Presiden yang kami hormati," ucap Azwar.

Selanjutnya, giliran Roy Suryo dari FPD yang mendapat giliran mengajukan pernyataan dan pertanyaan. Namun tidak seperti kedua rekannya, Roy tidak ikut-ikutan memanggil presiden.

"Terimakasih Pak Habibie yang kami hormati," ucap Roy.

(vit/nrl)

Tidak ada komentar: