"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Rabu, April 13, 2011

Cacat Tuna Netra, Hidupi 5 Adiknya Dengan Cari Pasir

Jurnalkota.com – Patut diacungi jempol sipenderita cacat Tuna Netra ini,  buta bukan halangan untuk mangkais uang yang halal seperti Anak Baru Gedhe (ABG) di kabupaten Pasuruan, bahkan setiap hari bekerja mencari pasir di sungai untuk menghidupi 5 adiknya yang masih kecil.
ABG yang menderita cacat tuna netra ini bernama Abdul Gofar warga desa Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan, kondisi dan keadaan yang seperti ini sudah menjadi takdir Illahi ungkap Abdul Gofar kepada wartawan jurnalkota.com
Menurut kedua orang tuanya, mata Abdul Gofar waktu lahir normal dan tidak buta namun sejak berusia 7 bulan mata sebelah kanan menderita penyakit katarak. Karena keterbatasan dan kondisi ekonomi yang bisa dibilang sangat kurang sehingga tidak pernah berobat ke dokter ataupun ke puskesmas setempat yang akhirnya mengalami kebutaan.
Sebagai Anak pertama 6 bersaudara dari pasangan Nuhamad Ruki (34) dan Satumi (32) Abdul Gofar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam keluarganya karena ke dua orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya pas pasan, sementara itu adik adiknya masih kecil dan membutuhkan biaya yang cukup banyak baik untuk sekolah dan kebutuhan sehari harinya.
Melihat kondisi seperti ini Abdul Gofar tidak berpangku tangan dan akhirnya memilih pekerjaan mencari pasir di sungai dan mengamen keliling desa, setiap hari waktunya di manfaatkan berendam di sungai demi mengkais riski, pada prinsipnya yang penting halal ungkap Abdul Gofar yang saat ini masih belum menikah.
Dengan peralatan yang sangat sederhana dan kondisinya yang buta Abdul Gofar dalam mencari pasir setiap harinya hanya mendapatkan 4 karung atau glangsi dan pasirnya di tumpuk di pinggir jalan kampungnya. Pekerjaan ini dilakoni setelah ia berumur 8 tahun tepatnya setelah Abdul Gofar di khitan sampai saat ini sehingga hafal rute jalannya.
Pasir dari hasilnya mencari di sungai yang di tumpuk di pinggir jalan kamoungnya ini dijualke tetangga untuk mterial bangunan dengan harga 30 ribu rupiah per mobil pickup.
Malam harinya setelah menjalankan Shalat Maghrib ia di ajak temanya mengamen keliling desa karena Abdul Gofar hafal lagu lagu Pop dan Dangdut serta vokal yang menunjang (punya bakat menyanyi) dengan penghasilan 20 ribu setiap malam, uang hasil bekerja sebagian diberikan pada adiknya untuk jajan dan bayar sekolah dan sisanya di berikan kepada orang tuanya.
Namun orang tuanya tidak pernah merasa cemas meski kondisi anaknya buta dan mencari pasir di sungai yang sering banjir kiriman di musim hujan karena Gofar sudah hafal jalannya dan pandai berenang serta sudah terbiasa dengan pekerjaan ini.
  

Tidak ada komentar: