"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Senin, Februari 14, 2011

(10) LATAR BELAKANG TURUNNYA AL-QUR'AN


Muhammad Rasulullah adalah Penguasa dua qurun, dimana dalam sabdanya beliau mengatakan : "Seindah-indah qurun adalah qurun-ku dan satu qurun lagi menjelang akhir zaman."
Sebelum Rasulullah diangkat dan berdakwah di abad 7, maka situasi dunia pada saat itu sudah berada dalam keadaan ditepi jurang neraka. Dua kekuatan besar saling berhadapan untuk menguasai dan merebut supermasi kekuasaan dunia antara Romawi Barat dengan Parsia Baru.
Romawi Barat memperjuangkan sistem hidup Individualisme yaitu liberalisme dimana setiap orang bebas mengatur dirinya sendiri, bebas melakukan apa saja untuk hidupnya, tetapi harus tunduk kepada kekuasaan tunggal yaitu Kerajaan yang berkuasa pada saat itu. Raja adalah undang-undang.
Apa kata Raja berlaku sebagai Undang-undang. Pandangan tentang sistem hidup Individualisme ini adalah hasil pengamatan manusia terhadap alam jagad raya, dilihatnya bahwa semua benda-benda angkasa beredar sendiri-sendiri, tidak ada tabrakan antara bulan dengan bumi atau matahari, maka disimpulkanlah bahwa hidup harus menurut hukum alam basar (macro atomisme). Namun semua yang bergerak itu harus tunduk pada matahari (sebagai panguasa tertinggi) Falsapah tentang Individualisme ini melahirkan satu sistem sosial, seseorang tidak perduli dengan orang lainnya dalam masyarakat.
Agama adalah hak individu seseorang, tidak perlu ada nasehat dari orang lain, mau shalat kek, mau mabuk kek itu hak saya ....katanya.
Lawan dari Romawi Barat adalah Persia Baru dengan pandangan hidup yang kebalikan dari Macro atomisme yaitu Micro atomisme, yaitu Kolektivisme. Falsafah tentang Kolektivisme ini adalah hasil pengamatan terhadap tubuh manusia (jasadiah), dimana disimpulkan bahwa untuk mengatur sistem hidup yang benar harus mencontoh tubuh manusia. Menurut pengamatan mereka, bahwa sekalipun tubuh manusia itu terdiri dari berbagai organ tubuh seperti tangan, kaki, mata, mulut hidung, kuping dan lain sebagainya, namun dalam kenyataannya semua organ tubuh itu tunduk pada organ yang menentukan yaitu otak sebagai pusat pemerintahan.
Berdasar pengamatan itulah sistem hidup harus ditegakkan, tidak ada demokrasi, semua harus menurut klas yang berkuasa. Agama tidak ada tempat dalam sistem hidup kolektivisme.
Dua kekuatan raksasa itu sudah siap saling menghancurkan, manusia sudah tidak mempunyai pegangan hidup yang pasti, Kitab Taurat dan Injil yang merupakan pegangan agama Yahudi dan Nashrani sudah banyak yang dirubah oleh manusia saat itu. Hukum Allah sudah tidak berlaku lagi karena manusia cenderung memutar balikkan hukum Allah, jika ada yang mencuri dikalangan rakyat jelata hukumnya sangat berat, tapi jika yang mencuri itu adalah kaum bangsawan maka dibebaskan.
Dua kekuasan raksasa itu sudah berhadapan untuk berperang membela kepentingan ekonomi mereka dengan sekutu-sekutunya.
Pada saat itulah Rasulullah dianggkat dan Al-Qur'an diturunkan sebagai obat untuk mengobati peradaban yang sedang sakit. Dan dengan tegas dalam surat Rum Allah berfirman, bahwa yang pertama sekali dalam perang itu Romawi akan kalah, kemudian Romawi akan menang, beberapa tahun kemudian Islam akan menang. Firman Allah itu terbukti dan akhirnya Muhammad Rasululah, seorang anak yatim piatu, dengan Al-Qur'an tampil memukau dunia dengan memenangkan sistem hidup Kaljadilwahid.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan.
Wassalam,
Hamdjah

3 komentar:

Habib Muhararan mengatakan...
Koreksi dikit bang Hamdjah, kayaknya bukan Muhammad Rasulullah yang penguasa dua qurun, tapi AQMSR yang sebagai dzul-Qornaini (penguasa dua qurun). Kalau pribadi Muhammad SAW sudah meninggal pada qurun yang pertama tapi sunnahnya saja yang akan hidup kembali pada qurun yang kedua nanti. Khawatirnya para pembaca yang belum punya basic akan salah pengertian nantinya, dikira pribadi nabi Muhammad yang akan menjadi penguasa di dua qurun. Itu aja komentarnya bang hamdjah, maaf kalau justru pemahaman saya yang salah, sy hanya bermaksud wattawa shoubil haq wattawa shoubi shabr....
wawasanku mengatakan...
Terima kasih bung Habib, atas koreksinya. Ada sebuah hadits, yang artinya, : Seindah-indah qurun adalah qurunku dan satu qurun lagi menjelang qiyamat nanti, dimana pribadi nabi tidak hidup di dalamnya. Jadi ada perbedaan antara Muhammad dan Muhammad Rasulullah. Muhammad pribadi memang sudah wafat, tapi Muhammad Rasulullah, sunnahnya, teladannya masih terus hidup. Itulah sebabnya saya katakan, bahwa yang dibutuhkan bangsa Indonesia sekarang adalah Khaliifatullah yang dapat mewakili Allah dengan Ajaran-Nya Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya untuk kebangkitan qurun kedua. Semoga tidak ada salah faham dari tulisan ini. Salam dari Jakarta Hamdjah
Habib Muhararan mengatakan...
Lebih baik abang cantumkan juga bunyi haditsnya yaitu : "Khairu Qarnun Qarny wa qarnun min ba'dy" sehingga bisa lebih gamblang lagi dan tidak menimbulkan salam faham, iya gak bang.

Tidak ada komentar: