"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Senin, April 26, 2010

Keluarga dan Masyarakat

A. KELUARGA DALAM MASYARAKAT
Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, isteri dan anak – anak. Masyarakat adalah kumpulan dari beberapa keluarga. Oleh karena itu proses terbentuknya sebuah keluarga yaitu diawali dengan proses mendidik yang dilakukan oleh individu yang berlainan jenis kelamin dengan cara melamar ( khitbah ) dan diakhiri dengan perkawinan.
Kriteria dalam memilih pasangan hidup untuk berkeluarga, Nabi Muhammad SAW telah menentukan beberapa kriteria seseorang untuk dapat dinikahi antara lain ialah tidak ada pertalian darah, balig atau dewasa, dan berkemampuan, baik material maupun immaterial sabda Nabi Muhammad SAW :
“ Seorang wanita dinikahi karena 4 hal, karena kecantikannya, karena keturunannya, karena harta kekayaanya dan karena agamanya. Jika kamu ingin selamat maka pilihlah wanita yang kuat agamanya.”
Kriteria diatas merupakan rambu – rambu yang harus diperhatikan seseorang sebelum melamar calon pasangan hidupnya karena ini merupakan proses awal memasuki kehidupan berkeluarga ( sayid sabiq 1983 : 20 ) supaya kita semua bisa membangun sebuah keluarga yang tenteram ( sakinah ), sejahtera seutuhnya yang islami ( mawadah warahmah ) oleh karena itu, islam menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan yang untuh untuk para anggotanya secara simultan bekerja sama.
Sifat hubungan perasaan antara suami isteri digambarkan dalam Al - Qur’an ( surat Ar Rum ( 30 ) ayat 21 ). Yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah perasaan tenang dan tenteram yang terlahir dari cinta kasih antara pasangan suami isteri yang dirahmati oleh Allah SWT.
Adapun kewajiban dan hak suami dalam keluarga adalah menggauli isterinya dengan baik, memerintahkan isterinya dengan baik, memerintahkan isteri dan anaknya berbuat baik dan melarang berbuat mungkar, berlaku adil memberikan nafkah kepada isteri dan anaknya, tidak menyakiti anaknya juga isteri serta menjaga perasaannya , serta mengatasi masalah dengan arif dan bijaksana.

B. CIRI-CIRI MASYARAKAT.
Sebagian para ahli telah mengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri-ciri tertentu Endang Saifudin Ashari ( 1983 : 53-7 ), dengan mempergunakan paradigma Al Qur’an ciri – ciri masyarakat ada 10 macam :
1. Masyarakat muttaqun, yaitu masyarakat yang takut dan cinta serta hormat kepada Allah SWT, melaksanakan segala perintahnya serta menjauhi laranganNya.
2. Masyarakat mukmin, yaitu masyarakat yang beriman kepada Allah yang dinyatakan dengan pikiran secara lisan dan yakin dengan sepenuh hati serta mewujudkan dengan amal perbuatan.
3. Masyarakat muslim, yaitu masyarakat yang selalu berbuat baik dan beribadah kepada Allah SWT.
4. Masyarakat muhsin, yaitu masyarakat yang selalu berbuat baik dan beribadah kepada Allah SWT.
5. Masyarakat kafir, yaitu masyarakat yang mengingkari dan menolak kebenaran Allah SWT.
6. Masyarakat musrik yaitu masyarakat yang menyekutukan Allah SWT.
7. Masyarakat munafik yaitu masyarakat yang bermuka dua dengan tanda – tanda suka berbuat dusta, ingkar dan suka berkianat.
8. Masyarakat fasik, yaitu masyarakat yang suka berbuat kerusakan dengan cara melanggar batas – batas ketentuan Tuhan.
9. Masyarakat zalim yaitu masyarakat yang suka menganiaya termasuk terhadap dirinya.
10.Masyarakat mutraf yaitu masyarakat yang tidak menstukuri nikmat dan anugrah Allah SWT.
Sebagai masyarakat teosentris, mereka senantiasa menempatkan Tuhan sebagai arah dan tujuan akhir hidup yang ingin diraih 

C.TOLONG MENOLONG DALAM MASYARAKAT.

Manusia adalah merupakan hewan yang berhak atau makhluk yang berfikir atau disebut hayawanunatiq, yang fungsinya dititik beratkan dengan cara bermacam –macam mulai dari social, makhluk ekonomi, makhuk aktualisasi diri, dan makhuk yang berbicara atau makhluk berfikir.
Sebagai makhluk ekonomi, manusia bertujuan mencari kenikmatan sebesar – besarnya dan menjauhi ketidak nyamanan sebisa mungkin.
Sebagai makhluk aktualisasi diri, manusia senantiasa berusaha unuk mengaktualkan dirinya dengan keadaan agar tidak ketinggalan.
Sebagai makhluk yang berbicara, manusia adalah makhluk yang berakal yang mempergunakan akal pikiran dalam ucap dan perbuatan.
Ketergantungan itu menunjukkan itu menunjukkan bahwa manusia saling membutuhkan dalam banyak aspek, guna memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya masing – masing. Kebutuhan itu sama lain terkadang saling bertentangan, kalau tidak diatur dalam suatu kaidah atau norma yang jelas, bisa menimbulkan kehancuran. Karena masing – masing berusaha sebisa mungkin memenuhi tujuan hidupnya.

D. SILATURAHMI DALAM MASYARAKAT.

Silaturahmi berasal dari bahasa Arab yaitu terdiri dari silah yang artinya hubungan dan rahmi atau rahim yang artinya kasih sayang. Jadi silaturahmi ialah hubungan kasih sayang yang menyangkut hubungan keluarga yang bertalian darah, tetapi juga hubungan antara sesama manusia.
Adapun tingkatan – tingkatan silaturahmi adalah sebagai berikut :
1. Berjabat tangan ( Al – mushafahah ), tingkatan ini membawa manusia kepada sifat lapang dada atau pemaaf.
2. Saling memberi nasihat ( tausiyah )
3. Saling bekerja sama dan tolong - menolong ( al – mu’awanah atau al – musa’adah ).
4. Menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat mungkar.
Adapun manfaat silaturahmi adalah seperti digambarkan dalam hadis Nabi SAW “ Dari Abu Hariah ia berkata : ”Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah menghubungkan tali kekeluargaan“.( HR.Al Bukhari ).

Tidak ada komentar: