"SELAMAT DATANG DI YAYASAN INSIDI"

Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile Click to get cool Animations for your MySpace profile

Kamis, April 07, 2011

haram hukumnya menikahi wanita sekantor (POLIGAMI HARAM ! NIKAH ALA NABI IS OK ?)


Sahabat, untuk judul catatan spiritual kali ini, kami mohon maaf kalau terdapat banyak bahasa vulgar dan nakal, untuk menghindari kesalahpahaman, insya Allah.

Sahabat Poligami makin heboh dan controversial karena banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh yang seharusnya jadi panutan ummat, namun naifnya 100% gagal dan berantakan karena mereka hanya melihat Nabi SAW istrinya banyak, tetapi tidak mampu memahami dan melihat secara jernih mengapa dan bagaimana Nabi Muhammad SAW nikah dan nikah lagi !

Di sebuah Musholla perkantoran Ustadz Jamal memberikan tausiah singkat selepas sholat Dhuhur berjamaa’ah, tiba-tiba Ustadz Jamal berfatwa “ Para Jama’ah sekalian haram hukumnya menikahi wanita sekantor “, para jama’ahpun terbengong-bengong, salah satunya pak Jamil langsung protes “ Ustadz, dari mana dalilnya, masalahnya istri saya itu wanita sekantor dengan saya ?! “. “ Gak usah pakai dalil, gak usah mendebat, itu sudah jelas-jelas pasti haramnya ! “, tegas Ustadz Jamal.wah, gak boleh begitu ustadz, kita ini orang-orang intelek, tapi okelah ustadz, tolong diberi penjelasannya saja gimana ? “ rayu pak Jamil.Bagini para Jama’ah sekalaian, kita ini nikah dengan satu wanita saja sudah capek bin repot apalagi kalau kita nikahin wanita sekantor, wanita sekantor itu tidak sedikit, buaaaaanyak ! “, ha ha ha, gimana ? jelas kan!.

Sahabat, apa sih poligami ? konon itu kata dari Yunani, Poly = banyak dan Gamos = kawin, artinya seseorang yang mengawini lawan jenisnya lebih dari satu untuk pemuasan nafsu dan aktualisasi kekuasaan atau kekayaan mereka, di Negara manapun budaya poligami telah ada sejak dahulu, dan banyak dilakukan oleh para penguasa dan konglomerat saat itu, para Raja dahulu mempunyai selir yang tidak sedikit.

Sekarang tidak sedikit Para penguasa dan konglomerat baik laki-laki maupun perempuan yang mengawini lawan jenisnya lebih dari satu baik secara legal maupun illegal untuk pemuasan nafsunya karena memiliki kekuasaan atau kekayaan yang lebih. 

Berapa banyak para penguasa, pengusaha, selebritis bahkan ustadz, baik laki-laki maupun perempuan karena kekuasannya, ketenarannya dan kekayaannya, mereka kawin diam-diam kemudian terang-terangan karena ketahuan media padahal dia sudah punya istri atau suami. 

Inilah poligami yang sebenarnya !!!, jadi apanya yang halal ? maka siapapun kita yang berusaha poligami maka tunggulah kehancuran bisnis, karir dan keluarga kita. Contohnya ? buaaaaanyak !!!

Nah, sekarang kita lihat Rosulullah Muhammad SAW, diusianya yang 25 tahun beliau dilamar oleh wanita janda tua kaya raya Khadijah, Khadijah yang sudah berusia 40 th terpikat oleh kesederhanaan, kejujuran dan kegigihan Muhammad SAW dalam mewujudkan misi dan visi hidupnya. 
Muhammad SAW pun menerimanya dengan sepenuh hati, maka terjalinlah hubungan pernikahan dan sinergi potensi yang indah sampai akhir hayat Khadijah, saking cintanya Rosulullah Muhammad SAW tidak pernah menikah lagi selama Khadijah mendampingi hidupnya, apa sih keistimewaan Khadijah padahal dia janda dan sudah tua ?

Inilah komentar Muhammad Rosulullah SAW tentang Khadijah : “ Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik daripada Khadijah, Ia beriman kepadaku ketika semua orang ingkar, Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku, Ia yang memberiku harta ketika semua orang enggan memberi, dan darinya Allah memberiku keturunan, sesuatu yang tidak Dia anugerahkan kepadaku dari istri-istriku yang lain “ ( HR.Ahmad )

Jadi jika kita ingin suami kita tidak menikah lagi selama hidup bersamanya, jadilah sosok wanita seperti Khadijah yang sangat memahami dan memberikan totalitas daya dukung untuk bersama mewujudkan perjuangan misi dan visi hidup sang suami, demikian juga para suami jika istri kita sudah menjadi sosok yang menghampiri Khadijah jangan coba-coba mencari- cari wanita lain, dijamin Anda akan hancur dan kandas misi dan visi hidup Anda. Sampai disini jelas Muhammad SAW bukan seorang Poligamer ! ok.

Sepeninggal Khadijah, Rosulullah SAW menikah dengan Saudah binti Zam’ah seorang janda tua berkulit hitam legam sehingga sering dipanggil Saudah Ummul Aswad, adalah seorang wanita yang hanya menginginkan Sorga dan keridhaan Rosulullah SAW daripada kesenangan pribadi, selama hidup bersama Rosulullah, beliau selalu berusaha menghibur, membahagiakan, menyemangati dengan banyak bercerita tentang kenangan-kenangan indah pada masa hijrah, berdiskusi dan menimba ilmu dari Rosulullah SAW, Saudah sangat tahu diri bahwa dirinya tidak akan mampu mengisi kekosongan hati Rosulullah sebagaimana Khadijah mengisi relung hati beliau. 
Bersama Saudah, Rosulullah SAW tidak dikarunia anak. Ok sampai disini adakah Rosulullah menikahi sudah janda tua hitam legam karena nafsu syahwatnya karena ditinggal Khadijah ?

3 tahun kemudian Rosulullah SAW menikahi seorang gadis belia Aisyah yang masih berusia 6 tahun dengan restu yang tulus dari Saudah, pernikahan beliau dengan Aisyah bukan didasari keinginan nafsu, tapi sebuah PERINTAH dari Allah SWT melalui Malaikat yang ditemuinya dalam mimpi yang benar.

Saat itu Rosulullah SAW bermimpi didatangi oleh Malaikat yang membawa secarik kain sutra, lalu Rosulullah SAW bertanya “ kain apakah itu ? “, Malaikat itupun menjawab : “ Inilah istrimu “. Maka beliupun membuka secarik kain tersebut dan ternyata ada gambar Aisyah tercetak diatasnya, kejadian ini terjadi dua kali dalam mimpi beliau ( HR. Bukhori, Muslim dan Ahmad )

Saudah sangat bahagia ketika mendengar Rosulullah akan menikahi Aisyah, berharap ruang kosong yang ditinggalkan Khadijah dapat digantikan oleh Aisyah, Saking ridhanya saudah atas pernikahan Beliau dengan Aisyah sehingga waktu gilirnyapun diberikan kepada Aisyah, “ Ya Rosulullah aku serahkan hari gilirku bersamamu kepada Aisyah, hanya ridhamu saja yang aku inginkan agar aku tetap bisa menjadi istrimu “ kata Saudah dalam sebuah hadits Riwayat Muslim.

Aisyah dinikahi Rosulullah diusianya yang masih belia 6 th, tetapi tidak hidup dalam satu rumah artinya Aisyah tidak pernah tidur bersama Beliau karena waktu itu Beliau BELUM MEMPUNYAI MAHAR yang bisa diberikan kepada Aisyah, sampai Aisyah berusia 9 tahun baru mereka hidup satu rumah. Mengapa Rosulullah menikahi Aisyah yang sangat belia itu, adakah untuk pamer kekuasaan dan kekayaan disini ? ataukah untuk pemuasan nafsu ?

Sahabat, pada saat itu tidak ada kertas dan alat tulis yang canggih seperti sekarang ada computer dan alat perekam yang canggih, pada masa itu wahyu seringkali turun dan seluruh perilaku Rosulullah harus terekam dengan baik agar dapat menjadi suri tauladan untuk generasi sesudah beliau. 
Rosulullah sudah cukup lanjut usianya, maka Beliau memanfaatkan kejeniusan dan Golden agenya Aisyah untuk merekam wahyu yang turun kepadanya. 
Aisyah adalah keturunan Kaum Quraisy yang sangat terkenal dengan kekuatan hafalan dan rekamannya terhadap setiap kejadian. Dan sangat-sangat terbukti istri Rosulullah yang paling banyak meriwayatkan Hadits adalah Aisyah.

Bagaimana hubungannya dengan Saudah ? Aisyah sangat menghormati, mengagumi dan menyanjungnya. 
Aisyah pernah berkata “ Aku tidak pernah menemukan seorang wanita yang lebih kusukai jika diriku menjadi dirinya selain Saudah binti Zam’ah, seorang wanita yang kekuatan jiwanya luar biasa “ ( HR.Muslim ). Dalan pernikahannya dengan AISYAH ini BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Ok, sampai disini adakah Rosulullah seorang Poligamer dan pemuas nafsu sexnya ? baik, baik kita lanjut ya…..
Ok, sampai disini adakah Rosulullah seorang Poligamer dan pemuas nafsu sexnya ? baik, baik kita lanjut ya…..

Kemudian Rosulullah SAW menikah lagi, menikah lagi dan lagi……. Sampai  total ada 13 istri termasuk Khadijah yang telah meninggal dunia. Lho ini apa gak poligami namanya ? ntar dulu sabar, sabar dan sabar…..

Selanjutnya Rosulullah menikahi Hafsah binti Umar bin Khotob, wanita janda yang ditinggal mati suaminya. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob. Dengan menikahi hafsah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan

Tidak heran karena Umar memiliki peranan sangat penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan kabar gembira bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia. DALAM PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Lalu Rosulullah menikahi Zainab binti Khuzaimah dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi orang-orang miskin. Suaminya  syahid di Perang Uhud, namun Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW, DALAM PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Terus Rosulullah menikah lagi dengan Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah , seorang janda yang meningalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut. DALAM PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Kemuadian Beliau menikahi Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Adalah janda dari Zaid bin Harits Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut. DALAM PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Selanjutnya Beliau Menikahi Juwairiyah binti Al-Harits , pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilahnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang
DALAM PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Lalu Rosulullah menikah lagi dengan Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashrani dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan menikahinya lalu dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.

Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah. DALAM PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Kemudian Rosulullah menikahi Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob  dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah.  

Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah. DALAM PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Lalu Rosulullah menikah juga dengan Maimunah binti Al- Harits  , Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi pada saat melaksanakan Umroh Qadho. PERNIKAHAN INI BELIAU TIDAK DIKARUNIAI ANAK

Dan yang terakhir justru keinginan beliau mempunyai anak jatuh pada seorang Budak hadiah dari Meqauqis seorang pembesar Mesir, budak tersebut kemudian dimerdekakan dan dinikahinya, dan ternyata benar hasil pernikahan tersebut melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ibrahim, namun diusianya yang ke 13 bulan Ibrahim sakit keras kemudian meninggal dunia. 

Beliau tidak terlalu larut dalam kesedihan atas meninggalnya anak beliau Ibrahim, karena sejak awal takdir telah diberitahukan kepada Beliau bahwa Beliau tidak akan mendapatkan keturunan dari semua wanita yang dinikahinya kecuali dari Kahdijah (dari HR.Ahmad)

Sahabat, apa yang terlintas dan terfikir oleh kita atas kisah-kisah pernikahan Rosulullah SAW diatas ? masihkah kita menuduh Rosulullah seorang Poligamer ? baik-baik, mari kita analisis bersama.

‘urwah menyatakan bahwa Aisyah pernah berkata “ Wahai putra saudara , Rosulullah tidak pernah membedakan pembagian antara istri-istri beliau, termasuk giliran tinggal bersama kami, SANGAT JARANG BELIAU BERKELILING KEPADA SEMUA ISTRINYA, BELIAU DATANG KEPADA MEREKA SATU PER SATU TANPA MELAKUKAN HUBUNGAN hingga sampai kepada istri beliau yang mendapat giliran dan bermalam dirumahnya “ ( HR.Muslim )

Lho apa mungkin Beliau menikahi segitu banyak wanita sepeninggal Khadijah tanpa melakukan hubungan badan sama sekali ? terus waktu gilir atau bermalam ke istri-istrinya itu ngapain aja ? coba kita analisis yang lebih dalam lagi ya….
  • Bukti konkritnya tidak ada dari para istri Beliau selain Khadijah yang lahir seorang anak, kecuali dari Mariah Qibthiyya itupun sekali-sekalinya yang tidak lama kemudian anaknya meninggal dan menyusul kemudian Rosulullah juga wafat  
  • Istri Rosulullah itu rata-rata Janda tua dengan gaya hidup yang diterapkan Rosulullah bersama para istrinya dengan gaya hidup orang termiskin, bagaimana mungkin nafsu syahwat dapat bergelora ?, 

  • sehingga belum pernah dijumpai satu riwayat kalau Istri-istri nabi itu menuntut nafkah biologis, yang ada adalah mereka menuntut tambahan nafkah lahiriyah itupun langsung ditegur oleh Allah SWT dengan turunnya wahyu untuk memberikan opsi kepada istri Rosulullah, mau cerai atau bersabar hidup bersama Rosulullah, cobalah kita sesekali meniru hidup Rosulullah seminggu saja, selama seminggu itu, setiap hari kita hanya makan satu atau dua butir korma, tidur hanya diatas tikar yang kasar, diruangan yang panas dan pengap ditambah lagi kesibukan kita melakukan berbagai aktifitas pekerjaan dalam suasana yang sangat genting dan tidak aman, itu kita lakukan bersama istri kita, mungkinkah dalam kondisi seperti itu gairah Nafsu Sex kita akan bangkit ? 

  • jangan memfonis coba lakukan dan buktikan !, mungkin orang-orang yang menganggap poligami itu Wajib atau Sunnah itu membayangkan Rosulullah hidup di Indonesia yang aman dan damai seperti sekarang, ngibul klie !
  • Rosulullah SAW itu pemimpin ummat yang super sibuk dalam perang, dakwah dan membina sahabat dan ummatnya dan juga sering memimpin perang secara langsung, bagaimana mungkin Beliau akan mampu melaksanakan tugas dan kewajiban kepemimpinan yang sangat besar dan mulia tersebut dengan sempurna kalau harus dituntut oleh semua istrinya memenuhi kebutuhan biologis mereka ?

Perlu kita tahu, maaf ini ya, Fitrah semua wanita ketika mereka pernah merasakan kenikmatan hubungan sex bersama suaminya akan merasakan ketagihan yang amat sangat apalagi kalo masih muda, karena kenikmatan yang diperoleh wanita 9 kali lebihnya dibanding kenikmatan yang diperoleh laki-laki, 

coba bisa dibayangkan bagaimana kalau keduabelas istri Beliau itu ketagihan semua, apa gak minta ngesex setiap hari ? apa mungkin Beliau mampu melaksanakan tugas yang begitu berat kalau hari-harinya hanya dihabiskan bermesraan dengan para istrinya ?


  • Cinta Rosulullah kepada Khadijah tidak pernah bisa digantikan istri beliau yang manapun karena begitu membekasnya cinta Rosulullah kepada Khadijah sehingga Rosulullah masih sering menyebut nama Khadijah didepan Aisyah tanpa sadar.
Suatu hari Rosulullah SAW mengenang Khadijah dihadapan Aisyah, mendengar hal itu Aisyah berkata “ Seperti tidak ada perempuan lain saja di dunia ini selain Khadijah, Engkau selalu mengenang perempuan tua yang ompong itu, padahal Allah telah memberimu pengganti yang lebih baik

coba apa jawaban Rosulullah ?  “ Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik daripada Khadijah, Ia beriman kepadaku ketika semua orang ingkar, Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku, Ia yang memberiku harta ketika semua orang enggan memberi, dan darinya Allah memberiku keturunan, sesuatu yang tidak  Dia anugerahkan kepadaku dari istri-istriku yang lain “ ( HR.Ahmad )


  • Suatu hari Aisyah sewot dan terasa kepalanya pening ( salah satu sebab pening kepala adalah ketika kebutuhan bioloisnya belum terpenuhi ), Aisyah berseru “ Aduh…. Kepalaku sakit! “ , berharap dapat perhatian dan pengertian dari Rosulullah, tapi apa respon Rosulullah atas kejadian itu, Rosulullah malah menimpali “ Kepalaku juga sakit , tidak masalah jika engkau mati sebelum aku, akulah yang akan memandikanmu, mengkafanimu, mensholatkanmu dan menguburkanmu “, Aisyahpun membalas “ setelah menguburkanku, engkau akan pulang ke rumahku dan menikah lagi dengan perempuan lain disana “.  Rosulullah hanya tersenyum mendengar respon Aisyah tersebut. (HR.Bukhori, Ahmad, Nasa’I, Baihaqi dan Ibnu Hibban)

Lho kenapa Rosulullah membiarkan kebutuhan biologis Aisyah tak terpenuhi ?, Rosulullah tidak akan membiarkan kejeniusan Aisyah dan daya tangkap memorinya berkurang gara-gara energi biologisnya terkuras karena ketagihan ngesex, dan perlu diingat Aisyah usianya belum mencukupi untuk melahirkan seorang anak, ketika Rosulullah meninggal saja usia Aisyah baru 18 tahun. Adakah disini Rosulullah  terpikat dengan kecantikan dan keABGan Aisyah ? sekali lagi Rosulullah menikahi Aisyah untuk dijadikan pengganti ALAT PEREKAM WAHYU.

Terus mengapa istri-istri Rosulullah itu begitu cemburunya kepada Aisyah, bukankah karena seringnya Rosulullah tidur dan jalan bersama Beliau? 

ingat kejeniusan Aisyah dan daya tangkap memori otaknya tidak dimiliki oleh istri-istri Rosulullah yang lain sehingga Rosulullah lebih banyak tinggal dan berinteraksi dengan Aisyah disamping karena mendapat jatah tambahan dari Saudah juga rumah Aisyah yang setembok dengan Masjid Nabi. 

Jadi kecemburuan istri-istri beliau bukan karena tidak adilnya pemberian nafkah biologisnya akan tetapi mereka cemburu karena penguasaan Ilmu Agama dan Pengetahuan Aisyah yang begitu dalam dan luas karena seringnya berinteraksi dengan Rosulullah SAW, namun akhirnya kondisi tersebut dipahami oleh seluruh istri beliau.

Jadi Apa hikmah dan kesimpulannya ?

  • Para wanita yang rela dinikahi bahkan menyerahkan diri untuk dinikahi oleh Rosulullah adalah karena mereka :
-          ingin mendapat pahala dengan melayani Rosulullah
-          ingin mendapatkan ilmu dan bimbingan dari Rosulullah
-          ingin disantuni dan mendapat perlindungan dari    
Rosulullah atau Negara
  • Tujuan Rosulullah menikahi para wanita-wanita itu adalah
-          Strategi Dakwah Islam untuk kemashlahatan ummat
-          Merekrut dan membangun SDM
-          Mensinergikan kekuatan-kekuatan ummat yang ada
-          Sebagai jembatan untuk mentransfer pengetahuan dari Rosulullah kepada kaum perempuan yang lain
-          Menyiapkan duta-duta wanita untuk segenap kaum wanita di dunia
-          Memberdayakan potensi kaum wanita.
-          Karena adanya perintah / wahyu dari Allah untuk menikahi wanita tersebut.


  • Praktek poligami yang dilakukan oleh kebanyakan orang dulu dan sekarang sangat berbeda dengan cara Rosulullah menikahi istri-istri beliau

Sahabat, Agar lebih dalam lagi tentang Poligami dan Nikah Ala Nabi, bagiamana agar Suami Kita tidak tergiur Poligami tetapi Istri Kita yang malah nyuruh Nikah Lagi, he he he ….ikuti Kisah dan catatan Spiritual berikunya dengan Judul “ 1001 ALASAN IDIOT ORANG NGEBET POLIGAMI “  dan  “ DUH… ENAKNYA POLIGAMI DI SORGA REK “, Ok tetaplah selalu bersama Rumah Yatim Indonesia,  To a Way Unlimited Success Together. http://www.rumah-yatim-indonesia.org/


Tidak ada komentar: